|
Negeri Tihulae |
Dalam sebuah buku, Ajahn brahm pernah menguatkan dengan kata-kata tentang melawan rasa takut dalam diri, beliau mengatakan bahwa "Rasa takut adalah mencari-cari kesalahan dengan masa depan, kalau saja kita selalu ingat bahwa masa depan itu tidak pasti , kita tidak akan pernah mencoba meramalkan apa yang bisa saja salah , rasa takut berakhir saat itu juga kata-kata itu jelas sangat berarti , saatnya melawan rasa takut dan menaklukkannya dengan tidak mengira-ngira, apa yang akan salah, dan terjadi di masa depan , begitulah awal perjalanan berikut ini , tanpa berpikir panjang lebar dan dengan persiapan seadanya saya bersama rekan kerja yang sedang liburan menyempatkan diri untuk mengeksporasi kekayaan alam Maluku di Pulau Seram. Memikirkan dan berkeyakinan bahwa semua akan baik-baik saja, kami berhasrat menaklukkan sepersekian dari Provinsi Maluku, melintasi Kabupaten seribu negeri, seribu pulau , dengan persedian seadanya. Tanpa hotel, tanpa makan restoran, tanpa fasilitas mewah, niat kami adalah menikmati bentang alam Maluku secara alami dan ikut larut menyatu di dalamnya. "Memiskinkan Hidup Tapi Kaya akan Pengalaman" .
Perjalanan ini terbilang konyol, karena sifatnya yang dadakan dan kami melintasi Pulau Ambon ke seram dengan sepeda Motor, Atau Sering bahasa kerennya Bikepacking, hehehehe(maklum kasih anak muda). Start ini dimulai dari kota Ambon menuju pelabuhan ferry di Daerah Negeri Tulehi, Pelabuhan ferry Liang, menempuh 45 km dengan kecepatan 65-70 km/jam ditempuh dengan waktu kurang lebih 50 menit dari Kota Ambon. Penyeberangan kami harus tertunda, karena ketinggalan kapal karena penumpang yang terlalu banyak, kebetulan saat itu adalah musim mudik lebaran. Setelah menunggu hampir 2 jam, akhirnya kami berangkat. Perjalanan dengan ferry biaya tiket untuk motor R.p 29000,-.
|
Gapura Pelabuhan memasuki Pulau Seram "selamat datang Di Bumi Saka Mese Nusa" |
|
Peta Ambon menuju Tulehu |
|
Peta Waipirit menuju Kota Masohi |
Perjalanan dari kairatu menuju kota Masohi terbilang cukup jauh. dengaan jarak tempuh sekitar 140 km, kami memulai perjalanan pukul 16,30 WIT dari Kairatu.
melintasi sepanjang garis pantai Pulau Seram Bagian Barat, jalanan lurus,sepi dan masih terawat membuat perjalanan semakin seru dan lancar tanpa halangan, Aroma khas lautan dan udara yang sangat sejuk menemani perjalanan, sesekali perjalanan kami melewati jembatan lintas sungai yang masih sangat bersih, cuaca yang sangat mendukung menambah perjalanan semakin seru, sebagian besar wilayahnya hutan dan pemukiman Penduduk masih terlihat jarang. Perjalanan ini melintasi negeri-negeri di Maluku di pulau Seram. Maluku memang terkenal Provinsi Seribu negeri, negeri sebutan untuk wilayah pemukiman penududuk, masing-masing negeri sebagian besar masih dipimpin oleh raja (sebutan untuk tetua adat), dan mayoritas negeri tersebut memiliki bahasa atau dialeg tersendiri, namun sudah banyak negeri di Maluku yang mendapat pengaruh kolonial belanda, sehingga identitas berupa bahasa dan budaya sudah banyak yang hilang. Perjalanan dimulai Kairatu, Negeri Pakarena, Seruawan, Tihulae, Amalessi, Negeri latu, Liang,dll sampe ke Negeri Masohi yang merupakan Ibukota Provinsi Maluku Tengah,
|
Negeri Pakarena |
|
Negeri Seruawan |
Karena masih "Buta Medan" maka perjalanan disepakati dengan santai tanpa harus ngebut, dengan perjalanan santai kita dapat melihat bentang alam dan pesisir pantai yang begitu molek, hari semakin gelap, perjalanan yang bermodalkan "peta" menghantarkan kami ke Ibukota Maluku Tengah tersebut pada pukul 21.00 WIT . Jarak yang jauh dan beban di punggung memaksa kami haus beberapa kali beristirahat di tengah perjalanan, jalanan yang terkenal lengang dan sepi serta tidak adanya fasilitas lampu jalanan membuat perjalanan semakin sensasional, hahahaha. Dengan perjalanan yang tanpa Hotel, Fasilitas mewah, dan persedian terbatas akhirnya Mesjid jadi pilihan utama untuk beristirahat setelah sehabis makan malam di salah satu warung di Kota Masohi, sehabis teman saya sholat kami meminta ijin kepada penjaga mesjid, akhirnya kami diberi ijin untuk tidur di pelataran masjid, kami tidur dengan sleeping bed dan alas tidur seadanya. Rasa lelah membendung hambatan apapun untuk tidur. Meskipun tidak tidur tertidur pulas, namun akhirnya dapat merebahkan tubuh yang sudah lelah.
dan akhirnya selamat malam ,, selamat tidur di Kota Masohi... zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz
|
Salah satu pemandangan pesisir pantai di perjalanan |
No comments:
Post a Comment