Sunday, August 3, 2014

Pulau Seram (Part II)


         "Pukul 4.30 WIT." akhirnya harus bergegas bangun, karena Mesjid akan segera dipakai sholat subuh. teman saya sholat sementara segera saya membereskan barang", cukuplah untuk tidurnya meskipun mata saya masih 2,5 Watt, namun tidak menjadi masalah. Setelah dari Mesjid Masohi saatnya sarapan pagi,  mencari spot untuk memasak, kami berkeliling di kesejukan pagi Kota Masohi, dan mencari spot yang tepat untuk memasak. Pinggiran pantai menuju pelabuhan Ahamai menjadi pilihan untuk "piknik darurat:' hahahahha bermodalkan kompor mini atau Stove Gas, kami memasak air hangat dan makan makanan instant ,Bukan rasanya yang penting broohhhh, tapi sensasinya (hahahaha) , karena piknik di pagi-pagi buta dan sesekali penduduk sekitar liatin. Jadi chef gadungan sejenak , dan sarapan pun usai,
chef dadakan

         Berkemas kembali dan segera menuju pom bensin bensin untuk memberi minum si kuda besi. Kembali memasuki jalanan trans seram, kita melaksanakan petuah pantun Indonesia " Malu bertanya, sesat di jalan " 
Saatnya menuju Saleman, Goal kami adalah menuju ora beach, salah satu surga tersembunyi di Pulau Seram ,katanya mirip Maldives, mirip Tahiti, ya begitulah katanya, goal itu yang menuntun kita semakin penasaran, membangkitkan "semangat 45". dari Kota Masohi kita harus kembali menempuh jarak 30 km untuk kembali menuju "Waipia", sebuah terminal  persimpangan menuju Negeri Saleman, dengan kecepatan 40-50 km/jam, kami menempuh jalanan Trans Seram kembali menuju Waipia dengan waktu tempuh kurang lebih satu jam, Kami berkendara lambat sambil menikmati matahari terbit dan alam Maluku yang sangat luar biasa indah, lembah dan bentangan alam yang begitu khas.
       Sesampai di Waipia, saatnya berkemas ulang, pesan penduduk sekitar untuk hati-hati di jalan, banyak tikungan dan jurang serta jarang perkampungan, Wajar memang karena daerah ini masih benar benar vegetasi hutan, dan topografi wilayah yang curam. Sekaligus itu merupakan daerah Hutan Lindung dari Kementerian Kehutanan. Perjalanan dari Waipia menuju
Peta Masohi menuju Saleman, Ora
Perkampungan Saleman adalah sekitar 52 km, dengan alasan keselamatan kita menempuh perjalanan hanya dengan 40-60 km/jam, yang tampak di sepanjang jalan adalah pohon-pohon yang masih asri, dan membentuk canopy membuat jalanan sedikit gelap meskipun waktu itu masih pagi dan sangat cerah. udaranya sangat segar, Perjalanan ini layaknya ninja hatori, mendaki gunung, lewati lembah, hahahaahha .
Di Persimpangan Saleman, kebetulan rambu penanda jalanan bergeser, karena ada perbaikan jalan, Kami sempat tersesat sampai hampir 3 km lurus menuju negeri Bula. Kembali  bertanya ke orang yang kebetulan lewat. ternyata sudah kelewatan, kemudian berbalik arah yang benar, "tiba-tiba, terjadilah tragedi yang memilukan, ban si motor merah bocor," (Bocoorrr,,,,Bocorrrr .. Iklan)
Mulai bingung, di tengah hutan ban bocor, bukan kepalang, karena posisi sedang di hutan, sempat putus asa dan hanya berdoa. Akhirnya setelah 15 menit  kita menunggui orang yang lewat, tangan menunjukkan gaya memohon pertolongan, akhirnya ada yang berbaik hati," Bapak Mouzakir,"


Pak Rey dan Si merah yang bocor
beliau merasa kasian mungkin, akhirnya kita di tuntun ke tempatnya, kebetulan hari itu masih suasana idul firi, sehingga tidak banyak aktivitas di jalanan, si motor tiba di tempat beliau dan segera di eksekusi, untuk saudara/;i ketahui disini ga ada sinyal handphone, bahkan sinyal penjangkau seluruh indonesia (provider si merah itu), harus naik di titik-titik tertentu, mereka buat tempat-tempat khusus untuk mencari sinyal, heheheh.
       Akhirnya, selesai juga , hampir 2 jam menunggu ,karena peralatan yang terbatas, sempat rebahan juga badan sudah fit, sudah dapat pencerahan mengenai jalan yang bener, akhirnya, bisa jalan  lagi , Thx You Pak Zakir,  atas tambalanmu yang begitu ahoyyyyy. hehehe

No comments:

Post a Comment